Sabtu, 27 Juni 2015

laporan elektronika dasar transistor sebagai penguat



TRANSISTOR  SEBAGAI  PENGUAT
A.    PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
       Transistor merupakan komponen dasar untuk sistem penguat. Untuk bekerja sebagai penguat, transistor harus berada dalam keadaan aktif. Kondisi aktif dengan memberi bias pada resistor, ada tiga macam konfigurasi dari rangkaian penguat transistor yaitu Common Emitter (CE), Common Base (CB), dan Common Colector (CC) (Isparela, 2012).
       Penguat Common Base adalah penguat yang kaki basis transistor digrounkan atau ditanahkan, lalu input dimasukan dan output diambil pada kaki kolektor. Penguat Common Emitter adalah penguat yang kaki emitor transistor digrounkan, lalu input dimasukan kebasis dan output diambil pada kaki kolektor. Penguat Common Colector adalah penguat yang kaki kolektor transistor digrounkan, lalu input dimasukan kebias dan output diambil pada kaki emitor (Zhuldyn, 2012).
       Berdasarkan teori diatas maka dilakukannya praktikum ini guna agar praktikan dapat memahami cara kerja rangkaian bias transistor Common Emitter, membuat grafik ciri keluaran transistor, dan dapat menentukan besar penguat transistor pada rangkaian Common Emitter.

2.      Tujuan
       Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan ini yaitu sebagai berikut :
a.       Dapat memahami cara kerja rangkaian bias transistor Common Emitter
b.      Dapat membuat grafik ciri keluaran transistor
c.       Dapat menentukan besar penguatan transistor pada rangkaian Common Emitter.















B.     KAJIAN TEORI
       Sala satu fungsi transistor yang paling banyak banyak digunakan didunia. Elektronika analog adalah sebagai penguat yaitu penguat arus, penguat tegangan, dan penguat daya. Fungsi komponen semikonduktor ini dapat kita temukan pada rangkaian pres-amp mic, pres-amp head, echo, tone control, amplifier dan lain-lain. Berdasarkan cara pemasangannya ground dan pengambilan output, penguat transistor dibagi menjadi tiga yaitu Common Base (CB), Common Emittor (CE), dan Common Collector (CC) (Isparela, 2012).
       Rangakaian transistor adalah rangkaian komponen elektronika yang terbuat serta tersusun oleh bahan semikonduktor yang mempunyai tiga kaki yang biasa disimbolkan basis (B), emitor (E), dan kolektor (K). Transistor sendiri dibagi menjadi dua jenis tipe yaitu transistor PNP dan juga transistor NPN yang membedakan kedua transistor tersebut yaitu dapat dilihat pada tanda panah pada area emitor (E), jika anak panah kebagian dalam, maka transistor tersebut adalah transistor PNP, sementara jika anak panah mengarah kearah luar maka transistor tersebut NPN (Zemansky, 1962).
       Transistor adalah suatu komponen aktif yang dibuat dari bahan semikonduktor ada dua macam yaitu transistor dwikutub (bipolar) dan transistor efek medan. Transistor digunakan dalam rangkaian untuk memperkuat isyrat artinya isyarat masukan lemah dan diubah menjadi isyarat kuat pada keluaran. Pada transistor dwikutub sambungan p-n antara emitor dan basis (Sutrisno, 1986).















C.    METODE PRAKTIKUM
1.      Alat dan Bahan
       Alat dan bahan yang kami gunakan pada percobaan ini yaitu dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1 Alat dan Bahan Percobaan Transistor sebagai Penguat
NO
Alat dan bahan
Fungsi
1
Transistor PNP
Sebagai penguat
2
Multimeter
Untuk mengukur arus, hambatan, dan tegangan
3
Papan rangkaian
Tempat merangkai komponen-komponen elektronika
4
Osiloskop
Tempat menampilkan tegangan keluaran dan masukan
5
Kabel jumper
Penghubung alat-alat elektronika
6
Resistor
Sebagai hambatan
7
Kapasitor
Untuk menyimpan muatan
8
Catu daya
Sumber tegangan
9
Potensiometer
Hambatan yang dapat diubah-ubah
10
FG (Function Genertor)
Sebagai pembangkit isyarat gelombang



2.      Prosedur Kerja
       Prosedur kerja yang kami lakukan pada percobaan ini yaitu sebagai berikut :
a.       Bias Transistor
1.      Mengambil resistor dengan nilai-nilai resistor yang sesuai dikotak eksperimen.
2.      Mengatur potensiometer pada posisi nilai resistan yang paling kecil
3.      Mengukur arus  yang mengalir pada  dan tegangan  dan  . Resistor juga dari potensiometer diukur
4.      Mengulangi langkah 3 dengan mengatur potensiometer (memutar potensiometer hingga tampak adanya perubahan arus  dan tegangan  dan  )
5.      Membandingkan hasil yang diperoleh dari pengukuran langsung dengan perhitungan rumus untuk   dan   
6.      Membuat  kurva hubungan antara  dengan   dan menentukan titik operasi (q) rangkaian penguat tersebut.
b.      Common Emitter
1.      Memasang kapasitor pada rangkaian dan memberikan masukan isyarat sinusoidal dengan frekuensi 1 KHz dan mengatur tegangan isyarat masukan agar sinyal keluaran cacat bentuknya. Mengukur tegangan keluaran  dan isyarat masukan  dengan osiloskop. Memasang  pada keluaran  dan mengukur ,  mengamati bentuk keluaran
2.      Melepaskan pembangkit isyarat dan mengubah potensiometer hingga transistor tepat akan mulai pada keadaan saturasi . Mengukur nilai , , , dan . Menghubungkan dengan pembangkit isyarat   (1 KHz 5 mV ) dan mengamati isyarat keluarannya
3.      Melepaskan pembangkit isyarat, mengatur VR hingga = 12 Volt. Mengukur ,  dan . Keadaan seperti ini dinamakan transistor dalam keadaan cut off. Arus . Menghubungkan dengan pembangkit isyarat (1 KHz 5 mV ) dan mengamati bentuk isyarat keluarannya
4.      Mengukur tegangan masukan dan tegangan keluaran transistor untuk setiap variasi VR, kemudian menentukan penguatan tegangan transistor.

















D.    HASIL DAN PEMBAHASAN
1.      Hasil
       Hasil yang kami peroleh pada percobaan ini yaitu dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut :
Tabel 3.2 Bias Transistor
NO
 (KΩ)
 (A)
 (V)
 (KΩ)
1
1,7
0,73
20 mV
100,7
2
5,4
0,32
23 mV
9,3
3
10,6
0,26
33 mV
6,2

                   Common Emitter
Diketahui :
                  
                   
Ditanyakan :
Penyelesaian :
                            
                                               = 0,18 kali





2.      Pembahasan
       Transistor adalah suatu komponen aktif yang dibuat dari bahan semikonduktor ada dua macam yaitu transistor dwikutub (bipolar) dan transistor efek medan. Transistor digunakan dalam rangkaian untuk memperkuat isyrat artinya isyarat masukan lemah dan diubah menjadi isyarat kuat pada keluaran. Pada transistor dwikutub sambungan p-n antara emitor dan basis (Sutrisno, 1986).
       Pada praktikum ini hal pertama yang kami lakukan adalah merangkai komponen-komponen elektronika pada papan rangkaian. Kemudian mengatur potensiometer pada posisi paling kecil yaitu 1,7 KΩ. Kemudian kami mengukur arus  yang mengalir  yaitu 0,73 mA dan tegangan  20 mV. Untuk  yaitu 100 KΩ, kemudian kami mengulangi langkah-langkah diatas dengan mengatur potensiometer yaitu = 5,4 KΩ dan 10,6 KΩ, arus  yang mengalir pada  yaitu  = 0,32 mA dan 0,26 mA. Tegangan  yaitu  = 23 mV dan 33 mV, untuk   yaitu  = 9,3 KΩ dan 6,2 KΩ. Berdasarkan hasil yang didapatkan pada percobaan ini yaitu semakin tinggi arus potensiometer yang diberikan maka arus yang mengalir dari  ke  semakin kecil sedangkan pada tegangan  berbanding terbalik yaitu hambatannya semakin tinggi apabila arus ditambah.



E.     KESIMPULAN DAN SARAN
1.      Kesimpulan
a.       Transistor berfungsi sebagai penguat arus, pemutus dan penyambung, serta diperlukan untuk menguatkan arus yang dimasukan  pada agar arus yang masuk tepat pada rangkaian agar bekerja secara optimal.
b.      Grafik keluaran transistor yaitu grafik yang nilai  dan  transistor
c.       Besar penguatan transistor pada rangkaian Common Emitter yaitu 5,18182 mV.

2.      Saran
a.       Untuk laboran sebaiknya kebersihan laboratorium sebaiknya lebih diperhatikan lagi
b.      Untuk asisten kritikan dan sarannya sangat diperlukan
c.       Untuk praktikan sebaiknya jangan malas membuat laporan

      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar